Rabu, 21 Januari 2009

Pilihan

Dunia dan kehidupan menghidangi kita banyak sekali pilihan.
Baik,
buruk,
hitam,
putih,
pelangi,
kanan,
kiri,
depan,
belakang,
menjadi orang nomor satu,
menjadi pengurus OSIS,
menjadi orang biasa,
mengikuti trend,
fashionable,
jadi diri sendiri,
menciptakan fashion sendiri,
jadi dokter,
petani,
nelayan,
kuli,
pegawai,
wiraswasta,
ya, dan
tidak

--Tania memilih menjadi wiraswasta, dia bangun sendiri butik aksesoris impiannya dan beberapa kali dia memilih untuk membuat sendiri pernak-perniknya.
--Bagi Harun kecil, menjadi dokter adalah cita-cita mulia. Dan hingga dia menyelesaikan kuliah kedokterannya, dia masih dengan pandangan yang sama ttg "menjadi dokter"
--Meski Ratna tau resiko berat yg akan ditanggunya, dia menjawab "iya" saat diajak Anto climbing
--Demi kelangsungan hidup, bbrp org memilih untuk melacurkan dirinya
--Demi menikmati masa muda, seorang Intan menyibukkan diri dengan segala bentuk kegiatan ekstra kulikuler. Berbeda dgn Indah, kembarannnya, yang lebih memilih diam dirumah dan berkutat dengan bukunya
--Seorang teman terlihat tak cenderung kesalah satu dari sekian banyak pilihan. Dan jawabnya saat kutanyai; "Memilih untuk tidak memilih jg sebuah pilihan, bukan?"
--Masih belum hilang ketidakpahamanku, aku dihadapkan pada ketidakpahaman yang lain ketika seorang teman yg lain berkata, "Aku memilih untuk memilih lbh dari satu pilihan"

Sabtu, 17 Januari 2009

Diantara



Saat masih remaja, aku bangga
kalau dianggap dewasa

Tapi saat aku telah tepat berada dipenghujung remajaku,
aku malah dengan childishnya bilang, "aku gak mau dewasa..."