Sabtu, 26 Januari 2008

Kenapa Harus Repot

"Aku tuh nggak ngerti ya. Kenapa harus kamu yang melakukan semuanya."Kiya protes
"Nggak harus aku kali, Ya," Nana memasukan sikat gigi, pelembab muka, dan handuk kecil ke dalam tasnya.
"Trus kenapa kamu harus repot bolak-balik dari satu tempat ke tempat lain untuk menemui temen-temenmu yang berbeda komunitas itu?"lanjut Kiya masih tak mengerti. Nana menghentikan kegiatannya beres-beres. Dia menoleh kearah Kiya dan berkata,
"Karena aku nggak pernah tahu, apakah aku masih punya cukup banyak waktu. Aku hanya ingin mengahabiskan waktu yang aku miliki untuk berbagi dengan teman-temanku. Memberi bahagia pada mereka. Mereka, yang mungkin nggak akan pernah tahu, betapa berarti meraka bagi seorang aku"

Senin, 21 Januari 2008

Replace

"Dia sahabat yang hebat ya. Dan aku nggak akan bisa menggantikan posisinya di hatimu". Seorang teman mendekap tubuhku, mengelus punggungku pelan dan meyakinkanku, "Setiap orang yang hadir dalam hidup kita memiliki tempatnya masing-masing di bilik hati kita. Mereka datang bukan untuk digantikan atau menggantikan keberadaan orang lain. Mereka datang untuk menempati tempat mereka yang sudah tersedia sebelumnya. Mereka datang untuk cinta, untuk memberi, untuk berbagi".

Ups, ada yang ketinggalan ya

"Bujas bodat kau"
Uuummm... sebuah ungkapan yg sama sekali nggak kupahami masuk begitu aja lewat sebuah kotak chatiing. Masa bodo, aku teruskan kegiatanku sebelumnya. Bukan karena aku tak mengerti itu bahasa mana atau artinya apa, terlebih karena yg menulis adalah salah satu teman yang ada di YM-listku yang jaranng banget ngobrol ma aku.
Gitu deh, satu kalimat itu sama sekali nggak menggangguku sampai ahirnya aku ngeliat Kak Fery "appear online" di YM-list. Iseng-iseng aku nanya deh ke dia. Sebenernya sih aku nggak yakin apakah Kak Fery kenal bahasa ini ato nggak, tapi yah... namanya juga iseng :P
Anehnya, Kak Fery malah balik nanya, "Siapa yang bilang gitu ke kamu, Nduk?". Ya jelas aja aku nggak mau jawab. Lha wong pertanyaanku aja belom dijawab kok malah dia dah nanya balik. Untuk beberapa saat, kita masih sama-sama keras kepala buat nentuin siapa dulu yang mau ngejawab pertanyaannya siapa. Sampai ahirnya Kak fery nyerah, dan memberitahukan arti kalimat tadi.
"Emang siapa yang berani bilang gitu?" sekarang Kak Fery menagih jawab dariku. Kotak chattingku ma Kak Fery cuma berisi cengiran icon YM kirimanku. Kak Fery masih penasaran siapa "pelaku" yang ngomong kalimat barusan, meski aku udah bilang ke dia kalo yang ngomong itu tuh kayaknya nggak tahu arti kalimat itu karena emang kenyataannya "pelaku" bukan berasal dr daerah dimana kalimat itu berasal. Lagian, yang ngomong gitu sebenarnya adalah orang-orang yang "ada" disekelililngku. Kalau pun dia sengaja, artinya dia care dengan memberitahuku bahwa aku adalah seperti apa yang barusan ia bilang. Bukankah teman adalah mereka yang "berkata benar" pada kita, bukan mereka yang selalu "membenarkan" kita?
"Nduk, siapa sih yang bilang gitu?" Kak Fery masih dengan pertanyaan yang sama.
"Asal yang bilang bukan orang dr daerah kalimat itu berasal atau orang yg kenal sama kakak
atau bergaul ma orang2 daerah dimana kalimat itu populer. Klo ada diantara mereka pasti itu sengaja. Soalnya mereka pasti tau artinya. Ga mungkin bilang gitu klo ga tau, kecuali emang ga tau artinya." aku jadi nggak ngerti kenapa jadi Kak Fery yang nggak terima. Sedang aku masih menganggap kalimat itu nggak cukup ampuh melukaiku. Dan memang karena aku menganggapnya begitu.
Yang Pasti, aku ngerasa kalau aku musti bilang makasih ke orang yang dah ngasih kalimat barusan. Karena kalau dia nggak bilang gitu, dan aku nggak nanyain arti kata2 barusan ke Kak Fery, aku mungkin nggak akan pernah tau kalau aku punya seorang Kakak sebaik Kak Fery. Just simmiliarly the same with what was hapenned a few weeks ago, saat beberapa musuh melempariku dengan cacian ala mereka, disaat yang bersamaan mereka malah sebenarnya memberitahuku, menunjukkan padaku, menghadirkan didepan mataku keberadaan sosok2 teman yang begitu baik padaku. Huumm... bodoh sekali aku, sampai lupa bilang makasih ke mereka. Aku lupa menyebutkan mereka, musuh-musuhku itu kedalam postingan sebelum ini sebagai salah satu anugerahNya yang melengkapi warnaku. Maaf... maaf... btw, makasih ya.. :)


Rabu, 16 Januari 2008

"Yen, Allah tuh baik banget ya, baik... banget". Sedikit kaget Yeyen menoleh kearahku yang duduk disampingnya. Entah kenapa aku tiba-tiba ingin mengungkapkan pernyataan itu. Meski aku tahu, Yeyen pun sebenarnya tahu sekali tentang hal itu.
"Eh? Kok tiba-tiba ngomong tentang itu?" herannya
"Liat aja deh Yen. Aku tuh bukan orang baik, jahat bahkan. Tapi Allah tetep aja ngasih aku temen-temen yang baik... banget. Ada kamu, yang kadang jadi begitu peduli pada kebutuhan-kebutuhanku. Bahkan kadang kamu yang menyiapkan sesuatu yang harusnya aku yang lebih mempehatikan tentang hal itu. Ada Elok, yang melengkapi hari-hariku dengan hal-hal kecil yang ternyata menjadikan kesempurnaan yang utuh kurasakan. Mazro'ah juga, dia selalu mendengarkan ceritaku dan meyakinkanku bahwa semua akan baik-baik saja. Lagi, Layyin selalu tahu bagaimana caranya membuatku tertawa. Ukhti Zulfa, yang mengulurkan tangannya saat aku terjerembab kemudian mempersilahkannku untuk bersandar dipundaknya. Ada Mbak Najah, Mbak Mita, Mbak Lely juga, yang selalu bertanya, "Dah maem blom?" ketika aku baru saja pulang dari studio atau datang dari bepergian. Dan perhatian-perhatian itu membuatku merasa "ada". Bukan cuma mereka. Ada Kang Nadzir, koki favorit yang selalu membuatku tersenyum dengan masakan yummy-nya tiap kali aku mengeluh, "Kang, laper...". Kang Eko, lucu dengan cerita tentang adik-adiknya yang sering jadi korban keusilannya. Epul, Aan dan Iqbal, tahu bagaimana menorehkan warna mereka pada berlembar-lembar kanvas hidupku. Untuk bijaksana, Kang Rijal, Kang Alek dan Kang Hartono yang mengajariku. Kumpul untuk evaluasi radio, kemudian bertukar pikiran bersama Aureen, Chika, Jiast, Haneen, Fata, Bang Ary, Kak hatta, Kak Fery, Kak Candra, Arya, Adin, As'ad, Kang Hilmy dan semua crew radio mengaliriku banyak pengetahuan akan hidup. Ada Ana, yang memberiku kepercayaan untuk melakukan sesuatu. Kang Rikza, yang memberitahuku banyak hal baru dalam waktu singkat. Arul, Hanif, temen-temen Walet, Kang Rif'an, Kang Miqdam, memberitahuku tentang ketulusan mereka karena sudi menjadi teman bagiku. Kang Adon, super lucu dalam kedewasaannya. Kang Mumu, Rohim, Mbak Iik, Mbak maria Ulfa, Kang Nanang, Kang Faizin, Kang Faiz ma Mbak Irma memberikan warna tak terkenali yang lain. Kang Dipo, Kang Titis, Kang Ja'far dan Elok menyisakan satu tempat untukku berada dikomunitas mungil yang kami bangun bersama di suatu waktu dimusim panas. Berada bersama mereka dan semua yang ada, memberitahuku tentang bahagiaku atas keberadaan mereka. Menjadikanku mahkluk jahat paling beruntung karena adanya mereka.
Aku menyesal kenapa tidak menulis tentang ini dari kemarin-kemarin. Meski lagi ujian, mestinya aku nulis aja pas perasaan ini masih mengalir hangat, agar bisa memberitahumu bahwa Allah tuh baik banget, baik... banget.
Sedangkan ini baru cuilan dari banyak cerita yang IA dongengkan untukku. Ini hanya teman-teman ditempat dimana aku sekarang berada. Belum lagi menceritakan keberadaan orang-orang baik hati yang bersedia menjadi temanku, ditempat dimana aku berada beberapa tahun yang lalu. Padahal aku bukan orang baik, tapi Allah tetap saja menganugrahkan keberadaan orang-orang baik hati disekitarku. Dan semua kebaikan itu bersumber dariNya yang Maha Baik... Allah super duper baik, baik... banget
Luv Allah so ^.^


saat malam begitu dingin, 7 derajat Celcius guys

Sabtu, 05 Januari 2008

2 jam 50 menit

Hiyaaaaaaaaaa...... ahirnya terlewati juga hari ini. Hari yang ditunggu-tunggu sejak berbulan-bulan yang lalu. Hari ini ujian pertama! Yep, tentunya untuk semester satu, tahun ini. Dan untuk pertama kalinya juga aku ngerasain ngerjain soal-soal ujian dengan menghabiskan 2 jam 50 menit dari 3 jam yang disediakan untuk nyelesein semua soal. Kalau di Indonesia dulu kan paling cuma menggunakan seper-sekian dari alokasi waktu yang diberikan. Tapi disini? aduh... ampun deh. Sebenernya, kejadian kaya gini udah pernah digambarkan ma pembimbing --yang notabene alumni Mesir-- pas karantina sebelum keberangkatan kesini, dulu. Aku sih dulu agak-agak nggak percaya, gimanaaaa gitu. Ternyata... ahirnya aku ngalamin sendiri! Tapi emang soal kali ini bener-bener bikin puyeng orang sekelas. Ada yang terlihat megangin kepala, -takut copot kali yha- ada yang ngetuk-ngetukin pensil ke meja, bahkan ada yang nekat mau nelen pensilnya! hehehh maksudnya, nggigit-nggigit pensil gitu... Pokoknya ada beragam gaya yang dilakukan orang sekelas buat ngedapetin ilham untuk ngejawab mapel manthiq kali ini. Manthiq...oh manthiq. Kalau dipikir-pikir, manthiq tuh kan "teori berpikir". Sedangkan prakteknya tuh dah tiap hari kita lakuin. Tapi tetep aja, kenapa aku masih sering kali dibingungkan oleh "teori" yha?
Whatever... aku tinggal nunggu hasil atas semua usaha terbaik yang dah kucoba lakukan

Kamis, 03 Januari 2008

Arti

Barusan kita serumah masak buat buka puasa. Mbak Najah ribut bikin Rawon, sedangkan Mbak Lely masak kering tempe. Aku? aku bantu-bantu aja, karena emang diantara kami bertiga cuma aku yang paling nggak bisa masak :D Apa? Mbak Mita? Mbak Mita masih di rumah temennya buat belajar bersama. Mbak Mita tuh, nggak bisa kalo belajar sendirian. Musti ada temen musyawarah ;) Beberapa menit setelah maghrib, masakan-masakan itu dah matang. Alhamdulillah... Namun sebelum menuang rawon keatas hamparan nasi --halah-- Mbak Najah memintaku buat ngicipin masakannya. Sendok didekatku ku sentuhkan ke sepanci rawon. Meniupinya pelan2 hawatir panas, rawon diatas sendok itu kini beralih ke mulutku. "Yummy... enak mbak rawonnya."kataku. Tapi kenapa seperti ada yang kurang yha? Dan kemudian disadari bahwa perasaan kurang itu ada saat tahu bahwa ngak ada "rasa pedas" di rawon itu. Yah, karena memang di kulkas lagi nggak ada cabe. Barusan Mbak Lely keluar, niatnya sih mau beli cabe. Ternyata di kios sayur juga lagi nggak ada cabe. Hmm... ternyata, cabe yang dianggap sepele, kadang jadi begitu berarti yha. Dan berapa banyak hal2 dan orang2 yang begitu berarti dan berharga untuk kita, namun tak tersadari keberadaannya.
Jangan nunggu "kehilangan" untuk kemudian baru menyadari tentang arti mereka bagi kita.

Kita Ngerasa Punya, Saat Kita Udah Kehilangan

Begadang sepanjang malam dan tidur sehabis subuh ketika musim panas
Tidur di malam hari, terbangun pas pagi ketika musim dingin

Wajar, karena kebanyakan temen2 disini juga gitu. Mungkin karena ketika musim panas malam harinya lebih pendek dan kebanyakan kegiatan dilakukan setelah matahari agak adem, jadi salah satu faktor kenapa banyak temen2 disini begadang sampe pagi. Sebaliknya, saat musim dingin, jam 20.30 aja dah terasa larut untuk Sang malam. Keitka musim dingin, sesekali terbangun di sepertiga malam terahir, kemudian tidur lagi sebentar menunggu subuh. Kemudian kegiatan2 harian pun berjalan selayaknya. Wajar, itu sebuah rutinitas bukan? mayoritas orang2 disini juga gitu. Aku berfikir semua yang berjalan selama ini adalah sebuah rutinitas yang memang sewajarnya berjalan seperti itu. Namun saat Allah membuatku tak bisa tertidur dimalam2 musim dingin beberapa hari terahir ini, aku kemudian tahu bahwa semua adalah ni'mat dari Sang Maha Pengasih. Ni'mat yang baru kuketahui, kusadari dan kurasai pada waktu aku diuji untuk kehilangan ni'mat itu. Aku kini tahu, bahwa "tertidur jam 22.00 dan terbangun di pagi hari saat musim dingin" adalah nikmatMu. Pun, rasa kantuk yang hanya akan datang setelah subuh ketika musim panas adalah salah satu caraMu menyampaikan kasihMu lewat berjuta ni'mat yang Engkau bagi2kan gratis.

Selasa, 01 Januari 2008

Satu Januari, 2008

Sepi
Sepi sendiri aku benci
*halah


Alhamdulillahilladzi.. ahyaana.. ba'da maa amaatana wa qina 'adzabannaaar...
Hari dah cukup sore pas aku bangun dari tidur siangku. Dan... bangun tidur ku terus.... nyari orang. "Lhoooh?? orang2 pada kemana yha? sepi amat", batinku. Masa bodo dengan keadaan sekitar, aku nerusin baca muqorror* yang setia nangkring sebantal berdua ma aku pas tidur tadi sambil buka YM :D --"buka" doang kok...-- Beberapa jenak berlalu, beberapa halaman muqorror pun terbaca. Tiba-tiba masuk Mbak lely yang udah dandan cantik banget dengan rok panjang coklatnya yang senada jilbab dan baju hitamnya. "Cantik amat mbak. Amat aja nggak cantik. Mau kemana ne?" tanyaku langsung. "Emmh! ni Anak. Bangun tidur sore2 gini. Jadi nggak beres gitu deh ngomongnya," katanya agak pelan. "Aku mau maen kerumah Ani nih O'. Jadi ntar kamu bobok snedirian dikamar yha", jawabnya kemudian. "ooowh..."reaksiku memahami jawabannya. Dan kemudian aku pun kembali mengarahkan pandanganku pada...YM! heheheh... soalnya barusan kakak sepupuku Online. Jadi, sebagai adik yang berbakti, patuh pada kedua orang tua dan suka membantu teman, aku nyapa kakakku dulu. Dan perbincangan ma Kakakku pun berlanjut by chatting...--masih tetep sambil baca muqorror, tentunya--
Selama baca muqorror sambil chatting, aku bisa nangkep suasana sekitar. Bahwasannya Mbak Lely mau maen kerumah Ani, temen mbak Lely yang sebelumnya dah nginep dua maelm disini. Sedangkan Mbak Jihan, lagi ada tamu dan nemenin tamunya di Sholah* sono. Mbak Mita? dia terdengar gedubrakan dikamar sebelah :D trus, mbak Najah? mbak Najah kamarnya agak jauh sih dari kamarku saat ini. Jadinya aku nggak bisa mendeteksi dia lagi ngapain. Tapi diperkirakan, jam segini dia biasanya belajar. Lumayan seru juga ngobrol ma Kakak Sepupuku itu. Maklum lah, selain bahwa kita belum pernah ketemu sebelumnmya kecuali cuma liat foto dr FS --itu pun tahu masing-masing FS pas dah di Mesir sini-- kita juga emang belum kenal sama sekali. Meski keluarga dah rajin banget ngadain "reuni Bani" tiap lebaran.

...Maafkan bila ku tak sempurna
Cinta ini tak mungkin kucegah
ayat2 cinta bercerita
cintaku padamu...
aku membarengi Rossa menyanyikan soundtrack "Ayat2 Cinta" yang terlantun dari "foobar 2000", lirih, masih sambil baca muqorror dan sesekali kirim reply pada kotak chattingku hingga tiba-tiba mbak Jihan membuka pintu kamarku dan bilang, "O'o nggak ada rencana mo keluar kan?". "Eh? kluar? nggak kok. Kenapa emang mbak?"aku balik nanya. "Nggak. Soalnya nggak ada orang dirumah kecuali kita berdua." terangnya. "Oooowh..."jawabku mengerti. Mbak Jihan kemudian nutup lagi pintu kamarku dan kembali kekamarnya. Belum jauh prediksiku tentang keberadaan mbak Jihan dari kamarku, aku berteriak padanya, "Lha emang mbak Najah ma mbak Mita kemanaaa?". Jawab mbak Jihan, dengan sedikit berteriak juga, "Mita belajar kerumah temennya dan nggak pulang. Kalo Najah, ta'ziyah...". Otakku secara cepat mengkalkulasi semuanya :
1. Mbak Mita ke rumah temennya
2. Mbak Najah ta'ziyah
3. Mbak Lely maen kerumah Ani
hhmm.... gitu yha
Kegiatan sore itu pun berlanjut. Aku dengan muqorror, chatting dan dengerin musik sedangkan mbak Jihan masih nemenin tamunya.

Chatting ma Kakak sepupu, dah selesai. Dan muqorror pun kelar. Hurreeeeeeeeey... artinya: it's time to watching movie..lhah??? Yuuuuuuuuk.. Jadi gini ceritanya. Kemarin-kemarin, aku tuh maleeeees banget belajar. Nggak mood gitu. Sampai ahirnya ada teman mbak Najah yang pengen ngopy film Korea "Goong" dari kompinya mbak Najah. Dan pastinya, mbak Najah pun ngopy film2 dari hardisk temennya itu ke kompinya. Huhuuuuuy.. aku langsung ngomong ke diriku sendiri, "Ayo O'... kalo kamu dah selesai baca muqoorormu nanti, kamu tak kasih hadiah: boleh nonton satu film!!!" hihihi.. Ternyata cara ini manjur banget untuk seorang O'o. Bener aja, semangat itu langsung tersulut. Lumayan, buat 'menghidupkan' semangat belajar :P
Eh, pas mau pindah ke kamarnya mbak Najah buat nonton, mbak Jihan dateng dan bilang,
"O', pinjem kunci rumah dong".
"Lhaaah?? kok malah mbak Jihan yang mo keluar. Lha tadi katanya aku nggak boleh keluar?"kataku sok protes
Tapi toh ahirnya mbak Jihan tetep keluar juga bareng tamunya tadi.

Sepi
Sepi sendiri aku benci
*halah


Gitu deeeeeeeeh... Jadi aku dirumah sendirian, Hiks... tapi nggak pa2 kok. Sendirian dirumah bukan berarti sebuah kesedihan yang berkelanjutan. Saat kemudian aku nyetel "foobar 2000" ku kenceng2 dan bikin konser tunggal tanpa harus takut ada temen rumah yang ngeluh "tiba2 ada gangguan telinga" heheheh... Dan lagian, kalo sendirian gini, bukannya berati bahwa: rumah segedhe ini, rumah 750pound ini milikku!!!. Yah, beginilah cara "orang kesepian" membesarkan hati :P
Yawdah deh. Gitu aja dulu kali yha cerita kali ini. Dah mo nonton ni. Habis ini baca muqorror lagi, kalo dah selesai ngasih hadiah pada diri sendiri dengan "boleh nonton film" lagi ;)



*Diktat
*Ruang tamu

Kencan pertamaku


Dag..dig..dug.. perasaan itu masih ada. Rasa yang....gimanaaaa gitu, tiap kali inget kencan pertamaku tadi. Kalo dipikir2, yang ngajakin keluar juga pinter banget ngambil event. Ngajakin aku keluar pas tahun baru. Kayaknya dia emang nggak berencana melewati pergantian tahun bersamaku. Soalnya tadi kita keluar jam 7-an sore gitu. Sebenernya yang ngerencanain kencan ini sih mbak Mita. Sempet bingung juga, kluar sama siapa? sedangkan mbak Mita ngotot "pokoknya harus ama pasangan masing2". Mbak Mita sih enak, dah ada gandengannya. Lha aku?
Tadinya agak ragu sih, pas dia dateng dan menawarkan diri buat nemenin. Tapi, yah... selain nginget syarat yang diajuin mbak Mita, aku emang sebenarnya belum terlalu mengenal dia, jadi aku pengen kenal dia lebih banyak :D jadi akua hirnya keluar ma dia
Setelah ngerasa fix dengan celana putih plus kaos hitam yang dipadu jaket hitam ma jilbab putih, aku siap untuk keluar. Dengan mantap, mbak Mita keluar bareng gandengannya. Aku pun, dengan sedikit agak canggung berjalan bareng pasanganku. Sebenarnya agak grogi sih, soalnya ni pertama kali aku jalan didepan umum ma dia. Biasanya sih dia tak masukin tas. Lhooh??!!
Heheheh... begitulah, malam tahun baru kali ini aku emang kluar ma pasanganku bareng mbak Mita yang juga bareng ma pasangannya. Pasangan yang digandeng mbak Mita namanya Mas Dira. Nama panjangnya... siapa ya? tadi mbak Mita ngasih tau kok. Tapi aku lupa :P klo yang jalan bareng aku, namanya Ito. Nama yang aneh bukan? untuk belantara masisir? Tapi ya, emang namanya gitu :D dia keren lho, soalnya dia tau banyak tentang hukum persidangan, gimana jadi lawyer, apa2 yang harus dilakukan lawyer. Meski pengetahuannya nggak hanya berbatas disitu, tapi aku seneng kalo denger dia ngomong tentang lawyer. Semangat gitu. Mau jadi lawyer kali yha? aku nggak sempet nanyain sih... Anyway, tadi kami tuh jalan bareng2 dari rumah. Tujuannya sih yang deket2 aja, tapi yang asyik buat nongkrong. Tempat, dimana kita bisa duduk santai, sambil makan sedikit camilan plus ngliatin org2 yang lalu lalang. Dan pilihan jatuh ke... Syabrowi* :D Yup, jadi Aku, Mbak Mita, Mas Dira ma Ito pesen tho'miyah bil bidl** trus duduk diteras Syabrowi. Kita ngobrol banyaaaak banget setelah sebelumnya melahap habis makanan yang udah dibeli. Eh, tersisa Sybsi*** rasa tomat ding, yang nemenin perbincangan panjang kami. Seru banget lo ternyata berinteraksi ma mereka, sampe kita diliatin beberapa orang yang lewat gitu. hehehhehh....
Malam belum begitu larut, tapi dinginnya angin musim dingin dah bikin tangan kaku2. So, kita mutusin untuk pulang aja. Gitu deh, malam tahun baru kali ini cukup berkesan dengan event barusan. Seneng! makasih Allah... Oia, aku dah inget nama panjangnya Mas Dira. Nama panjangnya...Dirasah fil 'aqidah Islamiyah. Yuuuuuuuk, jadi kita tadi tuh kencan ma muqorror masing2. Kan tadi aku bilang klo "biasanya sih tak masukin tas" :P



Abis puas duduk2 di teras Syabrowi sambil corat-coret muqorror dan ngabisin 2 tho'miyah bil bidl serta sebungkus sybsi rasa tomat, Mbak mita ngajakin ke toko buku di mahattah* ahir buat nyari kitab. Sedihnya, pas sampe di toko kitab itu, buku yang dicari ternyata nggak ada. Tapi kemudian mbak Mita ngambil buku "al-aroby" dan ngasiin uang 1.25 pound ke penjualnya. Dari sana, rencana semula kita mo langsung pulang. Tapi kemudian kita sepakat untuk ke super market "Ar-Rayah" dulu buat belanja2. Huuuuphh.. lumayan berat euy belanjaannya, soalnya beli untuk persediaan beberapa lama sih. Tapi seneng nih. Mulai keluar dari rumah tadi, suasananya dah nyenengin gitu. Apalagi pas di Syabrowi td nggak terlalu antri panjang banget seperti biasanya. Liat aja ni >>>>>>>

Hmmm... tahun baru yha. Sebagian orang bilang klo tahun baru tu buat dirayain, buat seneng2, soalnya kan cuma setahun sekali (ya iya laaaaaaah.. masak pergantian tahun terjadi dua kali dlm setahun?) sedang sebagian yang lain berpendapat klo tahun baru tuh buat perenungan.. bukannya teriak2 nggak jelas dipinggir jalan sambil tiup2 terompet. Hmmm.. sgitunya yha. Gimana kalo digabungin aja keduanya? menurutku itu lebih bisa diterima. Jadi, kita membiarkan perasaan kita merasa bahagia di tahun baru dengan jalan2 bentar (ky yang aku dan mbak Mita lakukan :D ) tapi juga kemudian tidak menafikan pentingnya sebuah perenungan. Malam tahun baru kali ini, juga bukan berarti having fun sepenuhnya kok. Sebagai pelajar, tentunya nggak boleh ninggalin kewajiban buat belajar. Apalagi klo dah mulai deket2 ujian gini yah. Yosh!!! tetep semangat belajar ya buat smuanya... aku jg mo pamit ni, dah waktunya go to bed. Hoaaaahm.... see ya



*nama resto makanan mesir siap saji
**makanan mesir berisi irisan tomat, wortel dan sayuran hijau plus tho'miyah(ni makanan mesir jg :D ) dibungkus gandum yang dah diolah
***makanan ringan dari kentang. Bentuknya kaya chitato gitu