Senin, 21 Januari 2008

Ups, ada yang ketinggalan ya

"Bujas bodat kau"
Uuummm... sebuah ungkapan yg sama sekali nggak kupahami masuk begitu aja lewat sebuah kotak chatiing. Masa bodo, aku teruskan kegiatanku sebelumnya. Bukan karena aku tak mengerti itu bahasa mana atau artinya apa, terlebih karena yg menulis adalah salah satu teman yang ada di YM-listku yang jaranng banget ngobrol ma aku.
Gitu deh, satu kalimat itu sama sekali nggak menggangguku sampai ahirnya aku ngeliat Kak Fery "appear online" di YM-list. Iseng-iseng aku nanya deh ke dia. Sebenernya sih aku nggak yakin apakah Kak Fery kenal bahasa ini ato nggak, tapi yah... namanya juga iseng :P
Anehnya, Kak Fery malah balik nanya, "Siapa yang bilang gitu ke kamu, Nduk?". Ya jelas aja aku nggak mau jawab. Lha wong pertanyaanku aja belom dijawab kok malah dia dah nanya balik. Untuk beberapa saat, kita masih sama-sama keras kepala buat nentuin siapa dulu yang mau ngejawab pertanyaannya siapa. Sampai ahirnya Kak fery nyerah, dan memberitahukan arti kalimat tadi.
"Emang siapa yang berani bilang gitu?" sekarang Kak Fery menagih jawab dariku. Kotak chattingku ma Kak Fery cuma berisi cengiran icon YM kirimanku. Kak Fery masih penasaran siapa "pelaku" yang ngomong kalimat barusan, meski aku udah bilang ke dia kalo yang ngomong itu tuh kayaknya nggak tahu arti kalimat itu karena emang kenyataannya "pelaku" bukan berasal dr daerah dimana kalimat itu berasal. Lagian, yang ngomong gitu sebenarnya adalah orang-orang yang "ada" disekelililngku. Kalau pun dia sengaja, artinya dia care dengan memberitahuku bahwa aku adalah seperti apa yang barusan ia bilang. Bukankah teman adalah mereka yang "berkata benar" pada kita, bukan mereka yang selalu "membenarkan" kita?
"Nduk, siapa sih yang bilang gitu?" Kak Fery masih dengan pertanyaan yang sama.
"Asal yang bilang bukan orang dr daerah kalimat itu berasal atau orang yg kenal sama kakak
atau bergaul ma orang2 daerah dimana kalimat itu populer. Klo ada diantara mereka pasti itu sengaja. Soalnya mereka pasti tau artinya. Ga mungkin bilang gitu klo ga tau, kecuali emang ga tau artinya." aku jadi nggak ngerti kenapa jadi Kak Fery yang nggak terima. Sedang aku masih menganggap kalimat itu nggak cukup ampuh melukaiku. Dan memang karena aku menganggapnya begitu.
Yang Pasti, aku ngerasa kalau aku musti bilang makasih ke orang yang dah ngasih kalimat barusan. Karena kalau dia nggak bilang gitu, dan aku nggak nanyain arti kata2 barusan ke Kak Fery, aku mungkin nggak akan pernah tau kalau aku punya seorang Kakak sebaik Kak Fery. Just simmiliarly the same with what was hapenned a few weeks ago, saat beberapa musuh melempariku dengan cacian ala mereka, disaat yang bersamaan mereka malah sebenarnya memberitahuku, menunjukkan padaku, menghadirkan didepan mataku keberadaan sosok2 teman yang begitu baik padaku. Huumm... bodoh sekali aku, sampai lupa bilang makasih ke mereka. Aku lupa menyebutkan mereka, musuh-musuhku itu kedalam postingan sebelum ini sebagai salah satu anugerahNya yang melengkapi warnaku. Maaf... maaf... btw, makasih ya.. :)


Tidak ada komentar: