Kamis, 03 Januari 2008

Arti

Barusan kita serumah masak buat buka puasa. Mbak Najah ribut bikin Rawon, sedangkan Mbak Lely masak kering tempe. Aku? aku bantu-bantu aja, karena emang diantara kami bertiga cuma aku yang paling nggak bisa masak :D Apa? Mbak Mita? Mbak Mita masih di rumah temennya buat belajar bersama. Mbak Mita tuh, nggak bisa kalo belajar sendirian. Musti ada temen musyawarah ;) Beberapa menit setelah maghrib, masakan-masakan itu dah matang. Alhamdulillah... Namun sebelum menuang rawon keatas hamparan nasi --halah-- Mbak Najah memintaku buat ngicipin masakannya. Sendok didekatku ku sentuhkan ke sepanci rawon. Meniupinya pelan2 hawatir panas, rawon diatas sendok itu kini beralih ke mulutku. "Yummy... enak mbak rawonnya."kataku. Tapi kenapa seperti ada yang kurang yha? Dan kemudian disadari bahwa perasaan kurang itu ada saat tahu bahwa ngak ada "rasa pedas" di rawon itu. Yah, karena memang di kulkas lagi nggak ada cabe. Barusan Mbak Lely keluar, niatnya sih mau beli cabe. Ternyata di kios sayur juga lagi nggak ada cabe. Hmm... ternyata, cabe yang dianggap sepele, kadang jadi begitu berarti yha. Dan berapa banyak hal2 dan orang2 yang begitu berarti dan berharga untuk kita, namun tak tersadari keberadaannya.
Jangan nunggu "kehilangan" untuk kemudian baru menyadari tentang arti mereka bagi kita.

Tidak ada komentar: