Kamis, 21 Februari 2008

Rasai ini...


Pagi ini aku terbangun dan tak mendapati cintaMu...


***

Iseng, tepat setelah terjaga dari tidurku pagi ini aku berdiri sejenak didepan cermin setinggi tubuhku yang terpasang ditengah kamar, didekat komputer. Kudapati wajah yang tersenyum disana. Alih-alih karena mimpi indah yang kudapat barusan, disamping karena kepalaku terasa ringan sekali. Meski aku tidak bisa berbohong saat menyelip gamang pada hatiku yang mencari cintaNya. Pagi ini, matahari lebih dulu menemuiNya, memenuhi kewajiban yang tertulis atasnya, dan bercengkrama lebih awal denganNya, mendahuluiku.

Saat sadarku telah benar-benar utuh setelah mengembara semalaman, aku kemudian teringat schedulu hari ini: ngurus perpanjangan visa-datang ke english camp-persiapan untuk acara besok-B'day greeting ke rumah Ana-nyuci baju-ngetik materi untuk acara siang ini. Nggak mungkin bagiku melakukan semuanya saat ini juga, karna ada beberapa kegiatan yg waktunya bersamaan. dan aku harus memilih. Ah... aku paling benci disuruh memilih. Kalau boleh, aku nggak akan pernah memilih saja. Ups, bukanlah "tidak memilih" juga merupakan sebuah pilihan? artinya, "Aku memilih untuk tidak memilih" ...entahlah...

Yah, toh ahirnya aku memilih juga. Aku memilih untuk tidak melakukan hal pertama, mengurus visa, dan menggantinya dengan melakukan hal terahir, megetik materi untuk acara siang nanti kemudian membawanya dan mempresentasikannya dengan pertimbangan: aku masih memiliki cukup waktu untuk menunda perpanjangan visaku -meski aku tau sekali, tak baik menunda pekerjaan. Ini kenapa aku nggak suka memilih-

Aku membuka komputerku dan mulai mengetik. Aku sedang tidak menyukai sunyi, makanya aku nyalakan winamp dan memilih deretan lagu dari file "compilasi english song" dan tiba-tiba aku teringat pada satu lagu lawas yang beberapa hari yang lalu liriknya sempat ditulis oleh salah satu teman di YM-listku sebagai status. Penggalan lirik itu .:: I knew that I loved again, after a long long while, I loved again::. seketika bisa kutemukan judul lagu itu -entah muncul dari bagian otakku sebelah mana- tapi aku sama sekali tidak mengingat nama singernya karena memang dulu kupikir tak penting mengingat nama singer, tapi kemudian aku tahu kalau aku salah. Karena saat aku mengetik judul "beutiful girl" kedalam kotak pada page youtube-ku, aku tak menemukan lagu yang kumaksud. Sedihku membawaku pada bertambahnya kerinduan pada lagu lawas itu yang sampai beberapa hari kemudian tak kutemukan. Dan pagi ini, tiba-tiba aku teringat lagi pada lagu itu.

Masih dengan tidak melepaskan key CTRL pada keyboard dan memilih lagu yang kusukai, mbak Mita tiba-tiba masuk ke kamarku, berpamitan untuk pergi. Didorong kerinduan yang muncul lagi atas lagu lawas tadi, aku kemudian menanyakannya pada mbak Mita perihal lagu itu. dan aku harus kecewa, karena, pun mbak Mita ternyata hanya mengenali lagu itu, dan bukan penyanyinya. Nothing I can do, kemudian aku meneruskan memilih-milih lagu yang kukenali dari sekian banyak deretan lagu pada fileku dengan perasaan kecewa. Dan tugas-tugas hari ini rasanya kini berubah menjadi beban bagiku, ditambah kerinduanku pada "beautiful girl"ku, hingga aku sampai pada huruf "J" dideretan lagu-lagu tadi, aku mengambil lagu Josh Groban. Tak sengaja, aku melihat tulisan "Jose Mari Chan_Beatiful Girl" berada beberapa jarak dari lagu Josh Groban yang baru saja ku-klik. Reflek, Aku juga mengambil lagu Jose Mari Chan. Dan saat lagu itu terlantun... Waaaaaaaaaaaaaaa... ^o^ it was the song that I searched for. Dan Allah begitu baiknya dengan kejutan dariNya pagi ini ^_^

Hah...rasanya kepalaku kembali ringan :D

dan semua tugas yang beberapa saat sempat terasa menjadi "beban", kini sudah tidak lagi memberatkan hatiku. See, bagaimana Allah mengubah semuanya? Bagaimana DIA "memberi" sebelum bibirku berucap pinta. Bahkan, sebelum otakku memeberi perintah pada bibirku untuk "meminta", Allah sudah terlebih dahulu mengabulkannya.

Allah baik banget g seeeeeeeeeeeh...


Da story dis morning just remind me about the thing that happened many days ago, when was in my celebrate birhtday. At that day, aku musti ngeberesin berkasku di KBRI kemudian pergi ke Majlis A'la untuk mengurus permohonan beasiswa. Aku nggak nyangka, kalau pas hari ulang tahunku yang tadinya kurencanakan untuk menikmatinya sehari penuh dan nggak kemana-mana, malah sekarang harus -mungkin- seharian mengurus pengajuan beasiswaku dan pergi kemana-mana. Tapi aku pikir, aku hanya nggak tahu apa yang jadi hikmah dibalik semua ini. So, aku anggap aja ini kado dariNya, memitaNya menjadikan hari ini sebagai hari keberuntunganku dan aku memintaNya memberi satu kado lagi, dengan memberiku beasiswa. -terlalu tamakkah aku?-

Dalam perjalanan menuju KBRI yang sebenarnya hanya tertempuh dengan 15 menit naik mobil, aku rasakan kepalaku pusing memandang pepohonan yng berlarian diluar sana. Mungkin ini karena aku tidak tidur semalaman setelah rasa bahagia yang luber saat teman-temanku datang kerumahku tepat jam 12.00 malam dan memberiku kejutan ulang tahun hingga membuatku tak bisa memjamkan mata. Paginya, baru sempat tertidur satu jam setengah, mbak Lely membangunkanku dengan enggan -mbak Lely tahu kalau aku baru saja sejenak bisa tidur- memberitahuku bahwa ada beberapa teman yang menunggu diluar sana. Aku melirik jam tangan yang melingkar ditangan kiriku, 6.10.

"Bertamu sepagi ini?" pikirku. Tapi aku nggak boleh egois dengan membiarkan tamuku menunggu diluar sana dalam cuaca sedingin ini. Bukankah mereka nggak tahu kalo aku semalem belum tidur? ahirnya, meksi baru saja bangun tidur, aku pun langsung menemui mereka yang ternyata menolak tawaran mbak Lely untuk duduk dan menungguku didalam. Dan niatanku untuk menghargai tamu-tamuku dibalas sebentuk bahagia dariNya. Ternyata, mereka yang datang adalah mereka yang baik hati, karena telah meluangkan waktunya sekedar untuk berucap "happy birthday" dengan masing-masing dua kumtum mawar -merah dan putih- yang mereka berikan sebagai kado, dan bela-belain pergi kerumahku sepagi ini. Sedangkan sedikit yakin, aku bisa bilang, kalau hari-hari biasanya mungkin mereka akan memilih untuk dirumah saja dalam cuaca musim dingin yang sedingin ini. Dan keberadan mereka yang beberapa waktu terahir menjadi partnerku diKSW(Kelompok Studi Walisongo -satu keorganisasian kekeluargaan-) kali ini memberi bahagia tersendiri. Aku yakin, kedatangan Ipul, Iqbal dan Anwar kali ini adalah murni sebentuk peduli dari seorang teman. Teman, yang selalu ingin melihat temannya tersenyum. Teman, yang selalu ingin memenuhi hati temannya dengan bahagia.

Penat yang memukul-mukul kepalaku membuyarkan kenangan bahagiaku barusan

"Ke KBRI saja rasanya sudah selemas ini. Bagaimana ke Majlis A'la nanti?" pikirku. Terbayang jauhnya perjalanan yang harus kutempuh setelah ini. Harus naik angkot ke halte kereta ekspres, kemudian naik kereta itu sampai beberapa halte berikutnya dan masih lagi harus berjalan kaki beberapa jarak. Huuppfhh.. Tapi waktu itu aku tetap meminta agar hari itu menjadi hari keberuntunganku atas semua usahaku kali itu. Namun aku harus kecewa dihari bahagiaku, menganggap Allah tak mendengar doaku saat kulihat kertas yang menempel digerbang pintu konsuler KBRI : "LIBUR, memperingati tahun baru imlek. Akan kembali buka Ahad, 10 febuari 2008". Hanya helaan nafas yang menemaniku. "Bodoh sekali. Sampai tahun baru imlek saja kamu nggak tahu," rutukku pada diriku sendiri. "Tapi aku kan bukan orang Tionghoa, atau Cina, atau siapalah mereka yang bermata sipit. Kenapa aku harus mengingat-ingat tahun baru mereka?" bela satu suara lain dalam hatiku. Nothing that I can do -lagi- membuatku bergumam, laa haula wa laa quwwata illa billah... (Tiada daya dan kekuatan kecuali hanya dari Allah)

Aku pulang ke rumah dengan perasaan setengah-setengah. Setengah kecewa, karena -masih saja berpendapat- bahwa Allah tak mau mengabulkan doaku, dan setangahnya lagi, perasaan bahagia tiap kali mengingati kenangan pada malam ulang tahunku dan pagi waktu itu. Tapi tampaknya, perasaan kecewaku sedikit mendominasi. Hingga ahirnya aku sampai kerumah dan membaringkan tubuhku yang masih juga merasai penat, aku menyalakan komputer, membuka YM sekedar ingin mengetahui siapa saja yang online, sambil noton film. Beberapa jenak berbaring, penat dikepalaku mulai hilang, Alhamdulillah. Namun yang sedikit membuatku aneh, kenapa kantuk tak juga menyapaku. Tapi kemudian aku menemukan jawabannya: mungkin karena sesaat kemudian kulihat seorang teman terlihat online dan kemudian aku ngobrol dengannya dan beberapa teman lain. Dan obrolan-obrolan itu membuatku nyaman, tentunya juga karna saat itu aku sembunyi dibalik selimutku. Yang terjentik kemudian adalah aku baru menyadari bahwa pinta yang kupanjatkan hari ini mungkin sebuah kesalahan. Mestinya aku cukup menengadah dan berkata, "Allah, mohon berikan yang terbaik", untuk apa yang akan terjadi hari ini. Buktinya, saat ini, aku disini, berbincang dengan teman-temanku, dan aku nyaman -plus bahagia- dengan semua ini. Ah, seandainya Allah mengabulkan doa yang kuminta tadi, mungkin kali ini aku masih berada diperjalanan menuju Majlis A'la dan sudah setengah pingsan diluar sana. Allah emang keren, selalu tahu apa yang terbiak untuk hambaNya, pengertian dengan semua perhatianNya, memberi sebelum diminta. Luv U Allah...

***


Aku seakan tak lagi mengenali cintamu, tapi biarkan aku untuk tak terlelah mencari...

Tidak ada komentar: