Rabu, 21 November 2007

Saat ini...

Huh, tergugu lagi
Setelah senyum yang pernah hadir
Kenapa resah?
Bukankah kemarin baru saja tertawa?
Jika kemudian menangis...
Bukankah memang berputar seperti itu?

Hahahahahh...
Kamu nggak sekuat itu kan?
atau
Kau sebenarnya tidak serapuh yang terpikir?
Yang tetap mendongak
Berani berbicara
Tentang kebenaran
Yang dicuri oleh awan,
Disembunyikan diantara taburan bintang,
Dibawa lari nyanyian burung,
Meski dengan airmata yang bergulir...

Kamu nggak sekuat itu kan?
Atau
Kamu tak serapuh yang terpikir?

Toh awan akan tersingkap, mengungkap
Bintang akan mengaku
Burung akan kembali bernyanyi merdu
Tentang yang pernah tak terlihat oleh mata
Tadinya hanya oleh hati
Yang tahu
Dan mengerti...



Ah, jantungku tiba2 berdegup kencang, oleh keresahan yang beberapa saat lalu mengancam keadaan hatiku. Kemudian hilang. Kini datang lagi. Hanya karena seonggok kata. Kata-kata yang sebenarnya sangat tidak kupahami. Sepenggal pendek barisan kata dalam layanan pesan singkat HP. Sial. Keterbatasan karakter membuat sang pengirim tak menyadari keambiguan kata yg diciptakannya. Parahnya, ketidakjelasan itu mengobrak-abrik hatiku yang tadinya sudah mulai sehat setelah sempat sakit. Perasaan tak nyaman itu menjalar keperutku. Menimbulkan perasaan yang aneh. Bukan sakit perut. Tapi ya memang keanehan yang seperti ini lah yang menyerangku tiap kali ketidaknyamanan menyentuh rasaku.
Tuduhan!!! Sial. Aku selalu lemah dimata makhluk bernama "tuduhan". Tanpa bukti, dia bebas mencabik-cabik kerudungku. Tanpa klarifikasi, dia berhasil menghancurkan semua yang terbangun oleh kekuatan hati. Tanpa kejelasan, dia dengan sangat leluasa melenggang atas nama kebenaran. Konfirmasi? perlukah? toh "tuduhan" itu akan seketika terbebas dari pertanggungjawaban saat satu orang saja membelanya dengan berkata, "Itu hanya baru sebatas sangkaan kok".
Tuduhan=prasangka? Cih, aku terlambat untuk mengakui bahwa "prasangka" bisa begitu berbahaya. Meski aku sudah mengenal teori ini begitu lama. Bahkan sejak dulu, duluuu sekali.

Aku tidak yakin dengan kekuatan kebenaran. Tapi aku tidak mengingkari keberanian yang menggenang tenang saat bersamaNYA.


Tidak ada komentar: