.......... ::::: ..........
"Kamu dah klarifikasi ke Ny.Wafa?"seorang ibu2 setengah baya yang mengurusi administrasi mahasiswi tingkat dua di kampusku menanyaiku
"Tapi saya punya kartu ujian tingkat satu dulu. Ini saya membawanya," belum sempat aku menunjukinya kartu ujianku, dia memotongku
"Semua orang beralasan seperti itu. Saya mendapatkan data dari Ny.Wafa bahwa nama-nama yang dia berikan kepada saya adalah mahasiswi-mahasiswi yang belum memenuhi pembayaran untuk kartu ujiannya. Jadi silahkan klarifikasi ke dia"ucapnya agak marah. Sedikit temperamental memang, orang-orang mesir.
Aku nggak habis pikir gimana mungkin aku dan teman-teman lain masuk daftar mahasiswi yang belum memnuhi pembayaran administrasi tingkat satu dulu. Sedangkan masing-masing kami bisa menunjukkan kartu ujian kami waktu tingkat satu. Kalau kami belum memenuhi pembayaran administrasi, harusnya kami nggak mungkin bisa mengikuti ujian tingkat satu. Kalau kami nggak bisa mengikuti ujian tingkat satu, bagaimana mungkin sekarang kami bisa berada di tingkat dua? pyuuuuh.... bagaimana mungkin hal ini tidak ternalar olehnya. Namun aku nggak sepenuhnya menyalahkan Ny.Suhail. Mungkin dia hanya mengikuti birokrasi saja. Aku sudah bersiap-siap untuk menyampaikan argumentasiku. Meski aku nggak yakin aku bisa menyampaikannya dengan bahasa amiyah* yang baik dan bisa dipahami olehnya.
"njgyhgyguigv" kata itu begitu pendek keluar dari mulut salah seorang Ibu-ibu yang berada satu ruang dengan Ny.Suhail. Aku bahkan tak sempat mendengar dengan baik apalagi mencerna apa yang barusan dia katakan. Tapi yang pasti, Ny.Suhail langsung memberikan kartu ujianku setelah mendengar ucapan pendek yang tak terpahami olehku barusan. Urusanku selesai!!! padahal aku belum sepatah kata pun menyampaikan argumentasiku, tapi urusanku clear!
Begitu keluar kampus, aku bisa sangat merasai cintaNya padaku. Semua ini nggak mungkin terjadi tanpa izinNya. DIA mendengar bisikku disepanjang perjalananku menuju kampus tadi. Al-qadr yang tak terhenti berdengung dan pinta agar DIA memudahkan urusanku hari ini. DIA mencintaiku, huurreeeeeeeeeeeeeeeeey... DIA mencintaiku.
Baru saja aku pesimis bahwa KAU tak lagi mencintaiku.
Tapi sekarang? baru saja KAU menunjukiku cintaMu.
Sebenarnya KAU mencintaiku atau tidak sih?
Ah, aku memang tak mengerti DIRIMU.
Aku memang bukan hamba yang tahu banyak tentangMu.
Hanya sedikit yang kuketahui, bahwa KAU akan selalu ada untukku
Dan bagiku, itu lebih dari cukup
"Tapi saya punya kartu ujian tingkat satu dulu. Ini saya membawanya," belum sempat aku menunjukinya kartu ujianku, dia memotongku
"Semua orang beralasan seperti itu. Saya mendapatkan data dari Ny.Wafa bahwa nama-nama yang dia berikan kepada saya adalah mahasiswi-mahasiswi yang belum memenuhi pembayaran untuk kartu ujiannya. Jadi silahkan klarifikasi ke dia"ucapnya agak marah. Sedikit temperamental memang, orang-orang mesir.
Aku nggak habis pikir gimana mungkin aku dan teman-teman lain masuk daftar mahasiswi yang belum memnuhi pembayaran administrasi tingkat satu dulu. Sedangkan masing-masing kami bisa menunjukkan kartu ujian kami waktu tingkat satu. Kalau kami belum memenuhi pembayaran administrasi, harusnya kami nggak mungkin bisa mengikuti ujian tingkat satu. Kalau kami nggak bisa mengikuti ujian tingkat satu, bagaimana mungkin sekarang kami bisa berada di tingkat dua? pyuuuuh.... bagaimana mungkin hal ini tidak ternalar olehnya. Namun aku nggak sepenuhnya menyalahkan Ny.Suhail. Mungkin dia hanya mengikuti birokrasi saja. Aku sudah bersiap-siap untuk menyampaikan argumentasiku. Meski aku nggak yakin aku bisa menyampaikannya dengan bahasa amiyah* yang baik dan bisa dipahami olehnya.
"njgyhgyguigv" kata itu begitu pendek keluar dari mulut salah seorang Ibu-ibu yang berada satu ruang dengan Ny.Suhail. Aku bahkan tak sempat mendengar dengan baik apalagi mencerna apa yang barusan dia katakan. Tapi yang pasti, Ny.Suhail langsung memberikan kartu ujianku setelah mendengar ucapan pendek yang tak terpahami olehku barusan. Urusanku selesai!!! padahal aku belum sepatah kata pun menyampaikan argumentasiku, tapi urusanku clear!
Begitu keluar kampus, aku bisa sangat merasai cintaNya padaku. Semua ini nggak mungkin terjadi tanpa izinNya. DIA mendengar bisikku disepanjang perjalananku menuju kampus tadi. Al-qadr yang tak terhenti berdengung dan pinta agar DIA memudahkan urusanku hari ini. DIA mencintaiku, huurreeeeeeeeeeeeeeeeey... DIA mencintaiku.
Baru saja aku pesimis bahwa KAU tak lagi mencintaiku.
Tapi sekarang? baru saja KAU menunjukiku cintaMu.
Sebenarnya KAU mencintaiku atau tidak sih?
Ah, aku memang tak mengerti DIRIMU.
Aku memang bukan hamba yang tahu banyak tentangMu.
Hanya sedikit yang kuketahui, bahwa KAU akan selalu ada untukku
Dan bagiku, itu lebih dari cukup
*bahasa arab pasaran yang dipakai untuk komunikasi di Mesir. Sedikit banyak berbeda dari b.arab fusha yang biasa dipelajari di Indonesia baik dari segi gramatikal atau beberapa kosakatanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar